Kumbang Koksi

Kumbang koksi adalah salah satu hewan kecil anggota ordo Coleoptera. Mereka mudah dikenali karena penampilannya yang bundar kecil dan punggungnya yang berwarna-warni serta pada beberapa jenis berbintik-bintik. Di negara-negara Barat, hewan ini dikenal dengan nama ladybird atau ladybug. Awam menyebut kumbang koksi sebagai kepik, karena ukurannya dan perisainya yang juga keras, namun kumbang ini sama sekali bukan dari bangsa kepik (Hemiptera). Serangga ini dikenal sebagai sahabat petani karena beberapa anggotanya memangsa serangga-serangga hama seperti kutu daun. Walaupun demikian, ada beberapa spesies koksi yang juga memakan daun sehingga menjadi hama tanaman.
Kumbang ini ditemukan di seluruh dunia, terutama di wilayah-wilayah tempat hidup tanaman yang menyediakan makanannya. Di dunia ini kurang lebih ada sekitar 5.000 spesies dan yang terbesar panjang tubuhnya mencapai hampir 1 cm.

Anatomi

Kumbang koksi memiliki penampilan yang cukup khas sehingga mudah dibedakan dari serangga lainnya. Tubuhnya berbentuk nyaris bundar dengan sepasang sayap keras di punggungnya. Sayap keras di punggungnya berwarna-warni, namun umumnya berwarna mencolok ditambah dengan pola seperti totol-totol. Sayap keras yang berwarna-warni itu sebenarnya adalah sayap elitra atau sayap depannya. Sayap belakangnya berwarna transparan dan biasanya dilipat di bawah sayap depan jika sedang tidak dipakai. Saat terbang, ia mengepakkan sayap belakangnya secara cepat, sementara sayap depannya yang kaku tidak bisa mengepak dan direntangkan untuk menambah daya angkat. Sayap depannya yang keras juga bisa berfungsi seperti perisai pelindung.

Kumbang koksi memiliki kaki yang pendek serta kepala yang terlihat membungkuk ke bawah. Posisi kepala seperti ini membantunya saat makan hewan-hewan kecil seperti kutu daun. Di kakinya terdapat rambut-rambut halus berukuran mikroskopis (hanya bisa dilihat dengan mikroskop) yang ujungnya seperti sendok. Rambut ini menghasilkan bahan berminyak yang lengket sehingga kepik bisa berjalan dan menempel di tempat-tempat sulit seperti di kaca atau di langit-langit.

Makanan

Mayoritas dari kepik adalah karnivora yang memakan hewan-hewan kecil penghisap tanaman semisal kutu daun (afid). Larva dan kepik dewasa dari spesies yang sama biasanya memakan makanan yang sama. Kepik makan dengan cara menghisap cairan tubuh mangsanya. Di kepalanya terdapat sepasang rahang bawah (mandibula) untuk membantunya memegang mangsa saat makan. Ia lalu menusuk tubuh mangsanya dengan tabung khusus di mulutnya untuk menyuntikkan enzim pencerna ke tubuh mangsanya, lalu menghisap jaringan tubuh mangsanya yang sudah berbentuk cair. Seekor kepik diketahui bisa menghabiskan 1.000 ekor kutu daun sepanjang hidupnya.
Beberapa jenis kepik semisal kepik Jepang dan kepik dari spesies Epilachna admirabilis diketahui sebagai herbivora karena memakan daun. Kepik tersebut biasanya meninggalkan jejak yang khas pada daun bekas makanannya karena mereka tidak memakan urat daunnya.

Post a Comment